PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN
“Sejarah
tertulis berisi rekaman yang sangat sporadis dan tidak lengkap”, demikian
Gordon Childe menulis, “tentang apa yang telah manusia lakukan di pelbagai
belahan dunia selama lima ribu tahun terakhir”. Idealnya sejarah adalah rekaman
tentang semua rentetan peristiwa yang telah terjadi, yang berfungsi sebagai
pengungkap segala sesuatu sesuai dengan fakta yang ada tanpa distorsi
sedikitpun, tetapi pada kenyataannya ia hanya mengungkap sebagian rentetan
peristiwa tersebut dan tidak bisa lepas sepenuhnya dari rekayasa yang biasanya
dilakukan oleh penguasa politik. Meskipun fenomena semacam ini pernah terjadi,
tetapi hal ini tidak bisa dianggap sebagai persoalan remeh bahkan harus
diluruskan, karena menyangkut dan memengaruhi kehidupan generasi selanjutnya
sebagai aktor sejarah berikutnya. Apalagi sejarah yang dimaksud adalah sejarah
tentang ilmu pengetahuan yang merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian, perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh serta tanggung jawab
moral dan akademik dalam pemaparan sejarah.
Uraian
singkat di atas menggiring kita pada kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan ilmu
pengetahuan di sini adalah ilmu bukan pengetahuan. Ilmu beraneka-ragam.
Maskoeri Jasin membagi ilmu pengetahuan ke tiga kategori besar. Pertama, Ilmu
Pengetahuan Sosial yang meliputi psikologi, pendidikan, antropologi, etnologi,
sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Kedua, Ilmu Pengetahuan Alam yang meliputi
fisika, kimia, dan biologi (botani, zoologi, morfologi, anatomi, fisiologi,
sitologi, histologi, dan palaentologi). Ketiga, Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa yang meliputi geologi (petrologi, vulkanologi, dan mineralogi),
astronomi, dan geografi (fisiografi dan geografi biologi).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
A. Sejarah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
A. Sejarah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Perkembangan ilmu pengetahuan memberikan dampak yang besar
dalam penemuan baru di bidang teknologi. Pada akhir abad ke-15 muncul gerakan
yang bertujuan mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dikenal
dengan istilah renaisans, yaitu suatu gerakan yang ingin melahirkan kembali
kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno. Renains menjunjung tinggi kemampuan manusia,
baik cara berpikir atau menemukan dan menciptakan. Dengan adanya gerakan
ini, semua orang bebas berpikir untuk menghasilkan penemuan baru di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain gerakan renaisans, juga muncul gerakan yang
disebut dengan humanisme yaitu suatu gerakan yang bertujuan mempelajari dan mengembangkan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi kepentingan manusia.
Memasuki abad ke-18, ilmu pengetahuan berkembang pesat
hingga abad ini sering disebut dengan abad pemikiran. Abad ke-18 merupakan abad
penemuan berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, maupun teknologi. Penemuan di bidang teknologi merupakan
awal abad teknologi yang membawa dunia berkembang dengan lebih jauh dan lebih
cepat dari masa sebelumnya. Bersamaan dengan itu, pertumbuhan bangsa-bangsa dan
segala peradabannya juga melaju dengan cepat sehingga pada abad ke-21 manusia
mampu menciptakan berbagai peralatan dan teknologi canggih. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berjalan pesat, mendorong berkembangnya berbagai
macam industri di berbagai negara termasuk Indonesia.
Di Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai
berkembang sejak masa kolonial Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa kolonial Belanda ini ditandai dengan berdirinya perusahaan
swasta asing, misi keagamaan dan pendidikan Barat. Semuanya itu merupakan
bagian dari eksploitasi ekonomi. Teknologi modern Barat memperkenalkan
teknologinya yang pertama dengan melalui pabrik gula. Modernisasi teknologi
tersebut kemudian menyebar ke sektor lainya, seperti pada galangan kapal,
pertambangan batu bara, timah, gas dan minyak bumi. Sejak pertengahan abad
ke-19 perkembangan ilmu pengetahuan Barat telah tersebar di Indonesia dengan
melalui pembukaan sekolah-sekolah Barat bagi penduduk bumiputra.
B.
Faktor penyebab ketertinggalan perkembangan IPTEK di Indonesia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelopori bangsa Barat
pada masa kolonial Belanda ternyata belum mampu mendorong terjadinya revolusi
ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pada masa Pendudukan Jepang sempat
diperkenalkan beberapa teknologi baru, khususnya dalam bidang pertanian. Akan
tetapi, ternyata hal tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap masyarakat pada
masa itu. Penerapan teknologi modern di dalam masyarakat hanya terpusat pada
bidang tertentu dan sebagian besar dikuasai oleh pengusaha asing.
Pada
masa itu, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan
negara-negara Barat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
tersebut di antaranya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1)
Terbatasnya jumlah penduduk Indonesia yang mendapat pendidikan.
2)
Terbatasnya jumlah orang Indonesia yang terlibat langsung dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3)
Tidak adanya keinginan baik dari penguasa kolonial Belanda maupun penguasa
swasta asing dalam melakukan alih teknologi bagi penduduk pribumi.
4)
Tidak terjadinya industrialisasi.
5)
Tidak terjadinya inovasi teknologi yang berarti dalam masyarakat Indonesia
sendiri.
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN ISLAM
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Umayah
Ilmu
pengetahuan yang berkembang di zaman Daulah zaman Bani Umayyah dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Al
Ulumus Syari’ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-Qur’an
dan sebagainya.
b. Al
Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al Qur’an,
menafsirkan dan memahaminya.
Tarikh, yang
meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat hidup
pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa lain.
d. Ilmu
Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada masa ini
termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan Qiraat Sab’ah
yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang
dinisbahkan kepad acara membacayang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qraat,
yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah
bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189
H), Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan
Nafi bin Na’im (169 H).
e. Ilmu
Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan Al
Qur’an. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas
dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad Al-Baqir bin
Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah
f. Ilmu
Hadis, yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-Hadis,
karena banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah. Diantara Muhaddis
yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123
H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As
Sya’by (w. 104 H).
g.Ilmu Nahwu,
yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam berbagai
posisinya. Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa yang bukan Arab
masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah negara Islam. Adapun
penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya seperti halnya sekarang adalah
Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H). B=Beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib,
sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai
Bapaknya ilmu Nahwu.
h. Ilmu
Bumi (al- Jughrafia). Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum muslimin
pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut ilmu dan
dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang
memebahas tentang keadaan letak wilayah. Ilmu ini pada zaman Bani
Umayyah baru dalam tahap merintis.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Masa Bani Abbasiyah
Dinasti
Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang sangat peduli dalam upaya
pengembangan ilmu pengetahuan. Upaya ini mendapat tanggapan yang sangat baik
dari para ilmuwan. Sebab pemerintahan dinasti abbasiyah telah menyiapkan
segalanya untuk kepentingan tersebut. Diantara fasilitas yang diberikan adalah
pembangunan pusat-pusat riset dan terjemah seperti baitul hikmah, majelis
munadzarah dan pusat-pusat study lainnya.
Bidang-bidang
ilmu pengetahuan umum yang berkembang antara lain:
1. Filsafat, Proses
penerjemahan yang dilakukan umat Islam pada masa dinasti bani abbasiyah
mengalami kemajuan cukup besar. Para penerjemah tidak hanya menerjemahkan ilmu
pengetahuan dan peradaban bangsa-bangsa Yunani, Romawi, Persia, Syiuria tetapi
juga mencoba mentransfernya ke dalam bentuk pemikiran. Diantara tokoh yang
member andil dalam perkembangan ilmu dan filsafat Islam adalah: Al-Kindi, Abu
Nasr al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, al-Ghazali dan Ibnu
Rusyd.
2. Ilmu Kalam, Menurut A.
Hasimy lahirnya ilmu kalam karena dua factor: pertama, untuk membela Islam
dengan bersenjatakan filsafat. Kedua, karena semua masalah termasuk masalah
agama telah berkisar dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara tokoh
ilmu kalam yaitu: wasil bin Atha’, Baqilani, Asy’ary, Ghazali, Sajastani dan
lain-lain.
3. Ilmu Kedokteran, Ilmu kedokteran
merupakan salah satu ilmu yang mengalami perkembangan yang sangat pesat pada
masa Bani Abbasiyah pada masa itu telan didirikan apotek pertama di dunia, dan
juga telah didirikan sekolah farmasi. Tokoh-tokoh Islam yang terkenal dalam
dunia kedokteran antara lain Al-Razi dan Ibnu Sina.
4. Ilmu Kimia, Ilmu kimia juga
termasuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin.
Dalam bidang ini mereka memperkenalkan eksperimen obyektif. Hal ini merupakan
suatu perbaikan yang tegas dari cara spekulasi yang ragu-ragu dari Yunani.
Mereka melakukan pemeriksaan dari gejala-gejala dan mengumpulkan
kenyataan-kenyataan untuk membuat hipotesa dan untuk mencari
kesimpulan-kesimpulan yang benar-benar berdasarkan ilmu pengetahuan diantara
tokoh kimia yaitu: Jabir bin Hayyan.
5. Ilmu Hisab, Diantara ilmu
yang dikembangkan pada masa pemerintahan abbasiyah adalah ilmu hisab atau
matematika. Ilmu ini berkembang karena kebutuhand asar pemerintahan untuk
menentukan waktu yang tepat. Dalam setiap pembangunan semua sudut harus
dihitung denga tepat, supaya tidak terdapat kesalahan dalam pembangunan
gedung-gedung dan sebagainya. Tokohnya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi.
6. Sejarah, Pada masa ini
sejarah masih terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu, misalnya sejarah
hidup nabi Muhammad. Ilmuwan dalam bidang ini adalah Muhammad bin Sa’ad,
Muhammad bin Ishaq
7. IlmuBumi, Ahli ilmu bumi pertama adalah
Hisyam al-Kalbi, yang terkenal pada abad ke-9 M, khususnya dalam studynya
mengenai bidang kawasan arab.
8. Astronomi, Tokoh
astronomi Islam pertama adalah Muhammad al-fazani dan dikenal sebagai pembuat
astrolob atau alat yang pergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan pertama
di kalangan muslim. Selain al-Fazani banyak ahli astronomi yang bermunculan
diantaranya adalah muhammad bin Musa al-Khawarizmi al-Farghani al-Bathiani,
al-biruni, Abdurrahman al-Sufi.
Selain
ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan pengembangan ilmu
pengetahuan keagamaan antara lain:
1. Ilmu Hadis, Diantara tokoh
yang terkenal di bidang ini adalah imam bukhari, hasil karyanya yaitu kitab
al-Jami’ al-Shahih al-Bukhari. Imam muslim hasil karyanya yaitukitab al-Jami’
al-shahih al-muslim, ibnu majjah, abu daud, at-tirmidzi dan al-nasa’i.
2. Ilmu Tafsir, Terdapat dua
cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Pertama, metode tafsir bil ma’tsur yaitu metode penafsiran
oleh sekelompok mufassir dengan cara member penafsiran al-Qur’an dengan hadits
dan penjelasan para sahabat. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi yaitu penafsiran
al-Qur’an dengan menggunakan akal lebih banyak dari pada hadits.
Diantara tokoh-tokoh mufassir adalah imam al-Thabary, al-sud’a muqatil bin
Sulaiman.
3. Ilmu Fiqih, Dalam bidang
fiqih para fuqaha’ yang ada pada masa bani abbasiyah mampu menyusun kitab-kitab
fiqih terkenal hingga saat ini misalnya, imam Abu Hanifah menyusun kitab musnad
al-Imam al-a’dzam atau fiqih al-akbar, imam malik menyusun kitab al-muwatha’,
imam syafi’I menyusun kitab al-Umm dan fiqih al-akbar fi al tauhid, imam ibnu
hambal menyusun kitab al musnad ahmad bin hambal.
4. Ilmu Tasawuf
Kecenderungan
pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran diantara umat
islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba mencari bentuk
gerakan lain seperti tasawuf. Tokoh sufi yang terkenal yaitu Imam al-Ghazali
diantara karyanya dalam ilmu tasawuf adalah ihya ulum al-din.
Sumber :
Hendri
Hermawan (09-May-13) http://tile.mwb.im/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan-is.xhtml
Suktian
Agung Purbaya (04 April 2013) http://sketsa-1000.blogspot.com/2013/04/perkembangan-ilmu-pengetahuan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar